Olimpiade Jaringan MikroTik, Membangun Jembatan SMK dan Industri

Written by
Rate this item
(0 votes)

Olimpiade Jaringan antar SMK TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan) Nasional telah memasuki tahun ke-3. Kompetisi hasil kerjasama antara MikroTik dan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) ini telah memasuki babak penyisihan regional Jabodetabek yang diadakan di Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang, Banten (25/9/2018). "Memasuki tahun ke-3, antusiasme SMK dalam mengikuti Olimpiade Jaringan SMK ini semakin meningkat. Tahun pertama kita hanya membuat 5 region, tahun berikutnya 6 region dan tahun ini 8 region meliputi 2 region wilayah Sumatera, Region DIY dan Jawa Tengah, Region Sulawesi dan Indonesia Timur, Region Kalimantan, Region Jawa Timur, Bali dan NTT serta Region Jabodetabek dan Banten," jelas Valens Riyadi, Executive Director Citraweb distributor MikroTik. Mempertemukan SMK, pendidikan tinggi dan industri Lebih jauh Valens menyampaikan kepada Kompas.com, event ini bertujuan untuk mempertemukan antara SMK TKJ dengan dunia pendidikan tinggi atau universitas dan juga dunia industri. "Anak SMK biasanya ada 2 pilihan setelah lulus, antara melanjutkan kuliah atau bekerja. Dalam event ini kita juga melibatkan dunia kampus agar bisa menjadi pilihan bagi adik-adik SMK ini dan sekaligus dunia industri karena kita juga menggandeng APJII," ujar Valens.

Untuk itu, Debyo Surya Setiawan, Operational Director Citraweb menambahkan penyelenggaraan Olimpiade Jaringan SMK ini juga melibatkan pendidikan tinggi di setiap regionnya. Universitas yang terlibat dalam kompetisi nasional tahun ini antara lain; Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, STMIK Kharisma Makassar, Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya, Universitas Sumatera Utara, LPKIA Bandung dan Universitas Multimedia Nusantara. Pemerataan kualitas dan kompetensi guru TKJ Valens menambahkan salah satu tantangan dalam pendidikan SMK khususnya jurusan TKJ saat ini adalah bagaimana menyamakan kualitas pendidikan TKJ. "Kalau anak-anak yang ikut lomba tidak terlalu masalah. Dunia industri memantau ajang ini sehingga banyak juara atau yang lolos dalam kompetisi langsung mendapat tawaran pekerjaan. Namun yang menjadi tantangan bagaimana kualitas adik-adik ini dapat merata di setiap sekolah," ujar Valens. Terlebih saat ini infrastrukur pengadaan laboratorium TKJ tidak lagi semahal dulu. "Kalau boleh dibilang mungkin lebih murah dibanding membangun lapangan basket," tambahnya. Untuk itu guru memegang peranan yang sangat penting. Oleh karenanya, Citraweb aktif datang ke sekolah-sekolah untuk melakukan pelatihan bagi para guru agar para guru memiliki kompetensi dan sertifikasi di bidang TKJ ini. Pemajuan SMK TKJ berbasis praktik kerja

SMKN 1 Bekasi, SMK IDN Bogor dan SMK Kota Tangerang maju mewakili region Jabodetabek dan Banten ke kompetisi nasional di Yogyakarta pada 18 Oktober 2018 mendatang. Secara khusus pihak UMN memberikan vocer beasiswa sebesar Rp 5 juta kepada masing-masing pemenang 

"Saya ingin belajar terus untuk meningkatkan kemampuan saya di bidang komputer dan jaringan ini. Apalagi sekolah mendukung dengan pembelajaran dalam teori maupun praktek jadi saya merasa tertantang," kata Fikri dari SMKN 1 Bekasi yang lolos ke babak final nasional. Selain mengadakan kompetisi dan pelatihan guru gratis, Citraweb juga secara rutin mengadakan roadshow ke sekolah-sekolah untuk memberikan pelatihan. "Kami justru sengaja mendatangi kota-kota kecil yang jarang dijangkau untuk memberikan pelatihan kepada para siswa agar mereka memiliki kualitas yang sesuai dengan standar kebutuhan industri," tutup Debyo.

Dalam kegiatan tersebut, SMKN 1 Kota Bekasi keluar sebagai salah satu pemenang dan mewakili regional Jabotabek dan Banten ke kompetisi nasional di Yogyakarta pada 18 Oktober Mendatang. 

sumber edukasi.kompas

 

Read 9913 times Last modified on Thursday, 27 September 2018 11:18

Leave a comment

Make sure you enter all the required information, indicated by an asterisk (*). HTML code is not allowed.